SURGA TERSEMBUNYI BERNAMA PUCOK KRUENG



  
Secara umum, Lhoknga dikenal sebagai kawasan wisata pantai dengan pasir putih yang indah dan kuliner yang mengasyikkan. Tapi kali ini saya akan mempromosikan sebuah tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi, banyak orang yang hanya tau kalau lhoknga hanya dikenal pantainya yang indah dan eksotis, ternyata Lhoknga menyimpan satu pesona lain yang mulai memancarkan sinarnya ke permukaan. Yakni sinar pesona pegunungan Pucok Krueng.

Kolam pemandian alami Pucoek Krueng, lokasi wisata andalan Kabupaten Aceh Besar terletak 18 kilometer dari Kota Banda Aceh. Tepatnya sekitar 2 kilometer melewati kawasan belakang Pabrik Semen Andalas Indonesia (PT SAI), Lhoknga. Kolam alami Pucok Krueng memiliki air yang jernih dan berwarna sangat biru. Letaknya diapit hutan-hutan nan asri. Di sisi kolam juga terdapat tebing yang asik untuk dipanjat. Perpaduan warna biru air dan cream tebing gunung sungguh jarang ditemui di tempat lain. Ketika cuaca cerah, sinar matahari membuat warna air semakin membiru dan bercahaya. Pengunjung dapat menghabiskan waktu untuk berenang, atau menguji adrenalin dengan memanjat tebing gunung. Ketika sampai di atas, nikmati pemandangan mengangumkan dari keindahan alam kolam pemandian alami Pucoek Krueng.


Banyak orang yang menyebut nama tempat ini pucok krueng, padahal nama sebenarnya adalah ulee krueng, saya adalah penduduk asli di sekitar tempat tersebut, penduduk di desa kami menyebutnya ulee krueng artinya kepala  sungai karena dari tempat ini keluar sumber air. tapi penyebutan nama tersebut mulai berubah menjadi pucok krueng disebabkan banyak orang luar yang tidak tau bagaimana sejarah pada tempat itu.

Banyak sekali cerita di balik tempat yang disebut pucok krueng. Mulai dari ada seorang tengku (ustad) yang dianggap kramat (suci) menurut cerita masyarat sekitar dulu tengku tersebut tinggal dipucok krueng, dan dia juga mempunyai ikan raksasa yang saat ini masih ada di sungai tersebut, menurut pengakuan warga, mereka ada yang melihat banyangan hitam di sungai tersebut, dan sering juga melihat air sungai yang terbelah dalam bentuk besar. Makam tengku tersebut juga menarik untuk dibahas dulu ketika masyarakat sekitar yang ingin menggelar acara kenduri ( pesta ) mereka datang ke makam tersebut untuk meminta piring yang piring tersebut katanya sebagian terbuat dari emas setelah acaranya selesai mereka harus kembali memulangkan piring pada kuburan tersebut, tapi pada suatu hari masyarakat tidak memulangi piring yang sudah diambil, nah mulai sejak itulah ketika ada orang yang ingin meminta piring emas tersebut tidak di berikan lagi. Selain itu apa bila ada orang yang memasuki area makam tengku yang dikatakan kramat (suci) dengan niat yang tidak baik misalnya menembak burung biasanya dikuburang tersebut akan terlihat ular dan biasanya kita akan tersesat tidak tau jalan untuk pulang. hahaha anda yang membaca pasti akan merasa takut tapi itu hanya sebuah mitos belaka, atau hanya kepercayaan masyarakat sekitar tempat wisata pucok krueng sendiri agak jauh dari makam tersebut, letak makamnya didalam hutan yang memang jarang orang yang memasukinya. Jadi bagi anda yang ingin berkunjung jangan hawatir.

Awalnya tak banyak yang tahu keberadaan tempat ini selain warga kampung setempat, yang datang berkebun dan bersawah di kawasan Pucok Krueng. Lama kelamaan kawasan ini mulai dikenal di kalangan anak-anak muda pencinta alam dan backpacker, yang akhirnya berkembang dari mulut ke mulut. “Karena sudah mulai banyak datang orang, makanya kami memutuskan untuk mengawasi lokasi ini, agar lokasi tetap terjaga keasriannya dan kebersihannya, serta mengawasi pula agar lokasi ini tidak digunakan untuk hal-hal yang maksiat,” jelas Agam, pengawas kolam Pucok Krueng.

Sesaat menjajaki kaki di kawasan ini, mata kita akan langsung dimanjakan dengan hijaunya kolam air yang mata airnya langsung bersumber dari gunung. Sini ada kolam dengan goa yang kalau ditelusuri maka ujung goa ini akan berakhir di sebuah sungai pegunungan di Lamno, Aceh Jaya. Fakta yang cukup mengejutkan. Karena jika ditempuh dengan jalur darat, maka jarak dari Lhoknga menuju Lamno, Aceh Jaya adalah 75 kilometer. Sejurus dia pun meninggalkan kami dan membiarkan kami menikmati udara bersih dan angin yang semilir. Di kolam utama dengan warna air yang kehijauan, para pengunjung terlihat sibuk mengabadikan suasana, dan sebagian lainnya asyik berenang menikmati segarnya air.

Di dinding tebing terlihat seutas tambang tergantung dari atas tebing. Rupanya tambang ini digunakan pula untuk para pengunjung yang ingin menguji adrenalin mereka, dengan memanjat dinding tebing dengan tambang hingga ke puncak dan kemudian melompat ke kolam pemandian. Jaraknya tak jauh, hanya kurang dari 20 meter saja, namun tak semua orang bisa melakukannya. Dan.. Hup..!! seorang pemuda tangung terlihat berhasil memanjat dinding tebing dan dengan rasa puas dia pun meloncat ke arah kolam bak gaya atlit peloncat indah profesional. 

Keberadaan lokasi Pucok Krueng memang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Dan tentu saja ini merupakan pekerjaan rumah untuk pemerintah setempat jika memang ini meraup banyak manfaat dari potensi wisata yang ada dan jika sudah menjadi tempat yang ramai diharapkan masyarakat juga bisa tetap menjaga tempat ini agar terus alami. Suasana alami yang disajikan Pucok Krueng membuat orang terbuai dan merasa seperti di surga.

Belum banyaknya intervensi dari masyarakat di lokasi kolam pemandian ini membuat lokasi tetap asri dan diharapkan suasana alami dan segar akan terus terjaga. Selain memberikan manfaat kesegaran yang alami, kehadiran kolam pemandian Pucok Krueng merupakan keseimbangan alam yang harus dijaga kelestariannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM OPERASI KOMPUTER DAN HANDPHONE

APLIKASI KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BIDANG PETERNAKAN

MICROSOFT EXCEL DAN FITUR-FITURNYA