Pendahuluan dan Pengenalan SPSS
A. Pendahuluan
Aplikasi ilmu statistika dapat dibagi dalam dua bagian:
1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif berusaha menjelaskan
atau menggambarkan
berbagai karakteristik data seperti berapa rata-ratanya, seberapa jauh
data-data bervariasi dari rata-ratanya, berapa median data, dan sebagainya.
2.
Statistik Induktif (Inferensi)
Statistik Induktif membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang
berasal dari suatu
sampel. Tindakan
inferensi
tersebut
seperti melakukan perkiraan besaran populasi, uji hipotesis, peramalan, dan sebagainya.
Skala Pengukuran
Berdasarkan tingkat pengukurannya (level of measurement),
data statistik dapat dibedakan dalam empat jenis:
A). Data Kualitatif, disebut juga data yang bukan berupa angka. Pada data ini tidak bisa dilakukan operasi matematika. Data kualitatif dapat dibagi dua:
1. Nominal. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang
satu dengan yang lainnya berdasarkan nama
(predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual
atau kelompok
dalam bentuk kategori dan memberikan angka pada tiap-tiap kategori.
Pemberian angka atau simbol
pada skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya menunjukkan
ada
atau tidak adanya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur. Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki
dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini hanya berfungsi
sebagai label
kategori,
tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak memiliki arti
apa
pun. Kita tidak bisa mengatakan
perempuan dua kali dari laki-laki. Kita bisa saja mengkode laki-laki menjadi
2 dan
perempuan
dengan kode 1, atau bilangan apapun
asal kodenya
berbeda antara laki-laki dan
perempuan. Misalnya lagi untuk agama, kita bisa mengkode 1 = Islam, 2 = Kristen, 3 = Hindu, 4 = Budha dan seterusnya.
Kita bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu karakteristik memiliki
angka yang berbeda
dengan karakteristik
lainnya.
Karena tidak
memiliki nilai instrinsik, maka
angka-angka
(kode-kode) yang kita berikan
tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya. Oleh karenanya, pada variabel
dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi matematika standar
(aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan,
perkalian,
dan lainnya.
Peralatan
statistik
yang sesuai dengan
skala nominal adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti
modus, distribusi frekuensi, Chi
Square dan beberapa peralatan
statistik non-
parametrik lainnya.
2. Ordinal. Skala Ordinal sering disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran
selain
menunjukkan
pembedaan juga menunjukkan
urutan atau tingkatan obyek yang
diukur menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5 = sangat puas, 4 = puas, 3 = kurang puas, 2 = tidak puas dan 1= sangat tidak puas. Atau misalnya dalam
suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.
Dalam skala ordinal, tidak seperti
skala nominal, ketika kita ingin
mengganti
angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil
atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh dibuat 1 = sangat puas, 2 = tidak puas,
3 = puas
dan seterusnya.
Selain
itu, yang perlu diperhatikan dari
karakteristik skala ordinal adalah meskipun nilainya sudah memiliki batas yang jelas tetapi belum memiliki jarak
(selisih). Kita tidak tahu berapa jarak kepuasan dari
tidak puas ke kurang puas.
Dengan kata lain, walaupun
sangat puas kita beri angka 5 dan
sangat tidak puas kita beri angka 1, kita tidak bisa mengatakan bahwa kepuasan yang sangat puas
lima kali lebih tinggi dibandingkan yang sangat tidak puas.
Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak
dapat menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti
pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala
ordinal juga adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.
B). Data Kuantitatif, disebut juga data yang berupa angka dalam arti sebenarnya. Sehingga bisa dilakukan operasi matematika. Terdiri
dari dua jenis data:
3. Interval.
Skala interval
mempunyai
karakteristik
seperti yang
dimiliki oleh
skala nominal
dan ordinal
dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa
adanya interval yang tetap. Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai
intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak. Misalnya pada pengukuran
suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah A = 10oC, daerah B = 15oC dan
daerah
C = 20oC. Kita bisa mengatakan bahwa selisih suhu daerah B, 5oC lebih panas
dibandingkan daerah A, dan selisih suhu daerah C dengan daerah B adalah
5oC. (Ini menunjukkan pengukuran interval sudah memiliki jarak yang tetap).
Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu daerah C dua kali lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi
kelipatan). Karena dengan pengukuran yang lain, misalnya dengan Fahrenheit, di daerah A suhunya adalah
50oF, di daerah B = 59oF dan daerah C = 68oF. Artinya, dengan pengukuran
Fahrenheit, daerah C tidak dua kali lebih panas dibandingkan
daerah A, dan ini terjadi karena dalam derajat Fahrenheit titik nolnya pada 32, sedangkan dalam derajat Celcius
titik nolnya pada 0.
Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat menerapkan
semua operasi matematika
serta peralatan statistik
kecuali yang
berdasarkan
pada rasio seperti koefisien variasi.
4. Skala rasio. Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval
ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai
dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran
sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang sering
digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah
30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B
dua kali lebih berat dibandingkan benda A.
Jenis-jenis data yang telah dijelaskan di atas harus dipahami dengan baik karena penerapan dalam statistik akan berbeda untuk jenis data yang berbeda.
B. Pengenalan SPSS
sumber: internet
Komentar
Posting Komentar